Hari Anak Nasional 2021: Mencari Solusi Agar Anak-anak Terus Sehat dan Terhindar dari Kecanduan Gadget

Orang tua mana yang tidak sedih ketika menjumpai anak-anak lebih banyak di rumah dengan terus sibuk bermain gadget. Upaya-upaya menggeser aktivitas anak-anak dari gadget kepada hal lain seperti belajar dan bermain secara fisik bukanlah hal yang mudah. Terutama ketika akan membenahi anak-anak yang terlanjur kecanduan gadget. 

Lamanya masa penutupan sekolah-sekolah untuk melindungi anak-anak dari paparan virus Covid-19, membuat anak-anak banyak menghabiskan waktunya di rumah dengan gadget. Seperti bermain games, menonton YouTube, TikTok, atau media sosial lainnya. 

Hal ini menjadi pe er penting bersama yang dihadapi orang tua dan guru. Anak-anak memang terlihat menjadi diam dan asyik dengan gadget-nya. Namun sesungguhnya anak-anak belum membutuhkannya. Dunia mereka adalah dunia bermain secara fisik. 

Para petinggi dari perusahaan teknologi seperti Google, Apple, Hewlett Packard pun tidak mau membiarkan anak-anak mereka terpapar teknologi di usia dini. Mereka lebih memilih memasukkan anak-anak pada sekolah seperti Waldorf yang dekat dengan alam dan kegiatan pembelajaran yang natural dan humanis. Alasan lainnya, soal teknologi tidak perlu buru-buru dikenalkan pada anak-anak.

Kecanduan gadget pada anak-anak tidak saja hanya berdampak pada kesehatan fisik namun juga masalah mental. Seperti dilansir di halodoc.com, kecanduan gadget memicu efek samping berbahaya seperti meningkatkan risiko depresi, gangguan kecemasan, sulit fokus, kepribadian bipolar, psikosis, dan perilaku bermasalah lainnya. Hal ini juga bisa memicu sifat agresif anak, kesulitan bersosialisasi dengan lingkungan dan risiko mengalami perasaan kesepian.

Tentu saja kita tidak ingin lagi mendengar kabar mengagetkan seperti terjadi di anak-anak di Jawa Barat yang menjalani rawat jalan di RSJ Cisarua, akibat kecanduan game online dari handphone. 

Dalam peringatan Hari Anak Nasional ini, di masa serba sulit dan penuh keterbatasan kita sama-sama coba mencari solusi, agar tangan dan mata anak-anak tidak terus melekat pada gadget. Barangkali beberapa saran di bawah ini ada yang cocok dan bisa diterapkan di lingkungan keluarga Anda.

Diet Gadget

Pertanyaan bagaimana mengembalikan waktu dan kodrat anak-anak seperti semula, dengan bermain secara fisik, menghidupkan motorik, menumbuhkan imajinasi, dan kreativitas, menjadi pekerjaan rumah tambahan bagi para orang tua. 

Bisakah anak-anak sekarang melupakan dan lepas dari gadget? Pertanyaan akan sulit sekali dijawab dan dipraktikkan ketika orang tua setiap hari memiliki kebiasaan dekat dengan gadget. Maka jalan tengahnya adalah mengurangi waktu anak-anak dengan gadget. Berapa lama?

Seto Mulyadi, yang kita kenal dengan Kak Seto pernah menyarankan untuk diet gadget untuk seluruh anggota keluarga. Menurutnya, 1 jam sehari main gadget cukup. 

Sebagai gantinya ajak anak belajar, bermain, beribadah, berbicara, dan kegiatan seru lainnya. Kebutuhan menonton televisi dan menggunakan gadget mesti diatur. Seperti dikatakan lelaki berambut khas poni ini di tempo.co.

BACA JUGA: Intip 15 Manfaat Membacakan Buku Dongeng untuk Anak

Mengenalkan Permainan Tradisional di Rumah

Permainan tradisional bukan hanya sekadar pengalih kejenuhan akibat pengajaran jarak jauh. Permainan tradisional memiliki banyak manfaat bagi anak, seperti menambah kreativitas, mengembangkan motorik kasar dan halus, dan mengasah intuisi.  

Walaupun mungkin cukup sulit memperagakan permainan tradisional di dalam rumah, namun beberapa permainan ini bisa dipraktikkan untuk menambah keseruan dengan anak-anak. Seperti bermain congklak, gasing bambu, lompat tali, engklek, kelereng, bola bekel, petak umpet, dan lainnya. Coba perkenalkan satu per satu ke anak-anak agar mereka beraktivitas dan bergerak dengan badannya. 

Membuat Permainan Sendiri (DIY) di Rumah

Khusus bagi orang tua yang memiliki anak-anak usia 0 – 3 tahun, dengan sedikit kreativitas bisa mencoba membuat mainan sendiri dari bahan kertas, spidol, atau bahan apa saja yang ada di rumah. Sebagai rujukan buku 100++ Ide Dolanan Tanpa Gadget bisa menjadi bekal dan inspirasi bagaimana membuat permainan seru dan murah tanpa harus ke luar rumah. Dalam buku ini orang tua akan diajak membuat aneka permainan edukatif. Tujuannya membuat bonding, membangun motorik anak, dan mengalihkan perhatian anak-anak dari gadget.

Merawat Hewan Peliharaan dan Berkebun

Berikan anak-anak kesibukan dengan merawat dan memelihara hewan peliharaan di rumah. Aktivitas membersihkan kandang, memberikan makan dan minum akan melatih anak-anak belajar bertanggung jawab dan menyayangi binatang.

Sementara dengan berkebun anak-anak bisa belajar cara menanam, memupuk, menyiram, dan merawat tanaman. Selain itu ada nilai-nilai penting di balik pengenalan hobi berkebun, seperti kerja keras, tanggung jawab, dan kesabaran.

Membacakan Dongeng dari Buku 

Aktivitas ini khusus bagi orang tua yang memiliki anak usia di bawah lima tahun. Dengan menularkan keterampilan membaca dan kecintaan pada buku-buku biasanya dimulai dengan cara ini: sering-sering membacakan dongeng kepada anak-anak di usia dini. 

Membacakan cerita dongeng dari buku merupakan bagian dari tumbuh kembang anak dari sisi kognitif yang bisa meningkatkan daya imajinasi anak. Sebab banyak hal menarik berupa pengalaman dan pelajaran soal kehidupan yang lebih mudah disampaikan dalam bahasa “dongeng.” 

Sementara bagi anak-anak yang sudah memiliki kemampuan membaca dan kecanduan dengan gadget, cobalah membuat aturan bersama. Misalnya, boleh bermain gadget 1 jam, namun beberapa bab cerita dalam buku harus dibaca dahulu. 

Buku-buku rujukan untuk menemani anak-anak di rumah

Beberapa judul buku di bawah ini bisa dijadikan rujukan untuk orang tua dalam mendampingi anak-anak berkaitan pengenalan aktivitas literasi sejak usia dini. 

100++ Ide Dolanan Tanpa Gadget

Apa iya, bikin permainan edukatif untuk anak itu ribet?

Apa iya, mainan anak itu mahal? 

Duh, kalau lagi di rumah sama anak, main apalagi, ya? 

Pertanyaan-pertanyaan itu pasti sering muncul di benak orang tua ketika sedang bersama anak-anak, terutama anak usia balita. Saat orang tua kehabisan ide, ujung-ujungnya malah memilih gadget sebagai solusi bermain bersama anak-anak. Betul, nggak? 

Buku 100++ Ide Dolanan Tanpa Gadget ini hadir memberikan solusi untuk orang tua agar waktu bermain dengan anak tetap berharga. Buku berisikan kumpulan ide permainan kreatif untuk anak usia 0-3 tahun yang dapat dibuat sendiri atau do it yourself (DIY) oleh orang tua. Penyampaian materi cara bermain mudah dipahami, bahan-bahan yang digunakan untuk bermain sangat murah, dan semua ide permainan yang beragam bisa dilakukan di rumah. Selain kreatif dan menghindari anak-anak usia 0-3 tahun dari gadget, diharapkan buku ini dapat menumbuhkan rasa kedekatan (bonding) orang tua dan anak. 

Selamat bermain di rumah, ya.

“Children don’t need more things. The best toys a child can have is a parent who gets down on the floor and plays with them.” – Anonymous

LIHAT DI SINI

Cerita Perang Kemerdekaan Indonesia

Buku ini memuat kisah heroik para pahlawan kemerdekaan dalam berjuang melawan penjajah. Buku ini mampu membangkitkan semangat nasionalisme anak-anak dan mengajarkan mereka untuk mencintai sejarah. Sebagaimana Bung Karno yang mengajarkan kita bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan dan sejarahnya sendiri.

LIHAT DI SINI

Cerita Rakyat Nusantara 34 Provinsi

Buku ini memuat cerita rakyat di seluruh Nusantara dengan dilengkapi bukti otentiknya. Contohnya Kisah Malin Kundang dari Sumatra Barat ditampilkan juga foto batu yang menyerupai Malin Kundang yang terletak di Pantai Air Manis. Ada juga kisah Roro Jonggrang yang dikutuk menjadi arca oleh Bandung Bondowoso, ditampilkan juga foto Candi Prambanan beserta keterangannya.

LIHAT DI SINI

KUMPULAN DONGENG SAINS

Ada seorang raksasa lapar yang menelan matahari dan menyebabkan dunia menjadi gelap gulita. Benarkah itu penyebab gerhana matahari? Lalu, ada juga ikan lele di dalam perut bumi yang bergoyang-goyang sehingga menyebabkan gempa bumi. Benarkah demikian?

Itulah dongeng-dongeng yang akan mengajarkan sains. Dengan membaca buku ini, kita akan mengenal sains melalui dongeng-dongeng yang seru dan menarik. Melalui dongeng-dongeng itu, kita akan mengetahui bahwa bumi itu bulat, bagaimana terbentuknya pelangi, proses terjadinya hujan, mengapa ikan bisa bernapas di dalam air, dan sebagainya.

Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan sederet fakta sains yang mengejutkan. Dengan ilustrasi yang menawan dan cerita yang memikat, dijamin tidak akan bosan mempelajari sains melalui dongeng.

LIHAT DI SINI

Bermain dan Belajar untuk Bertumbuh Melalui Pendidikan Waldorf 

Pendidikan Waldorf bagi anak usia dini memberikan pendidikan secara menyeluruh. Bukan hanya berfokus pada inteligensi ataupun kognitif anak saja, tetapi anak usia dini juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan kehendak (willing), rasa (feeling), dan akal/nalar (thinking) mereka melalui tangan (hands), hati (heart), dan kepala (head).

Buku ini mengajak para orang tua, guru, maupun orang-orang yang berkecimpung di dunia pendidikan untuk lebih memahami dan menyelami bagaimana anak usia dini bermain dan belajar untuk bertumbuh melalui indra dasarnya agar karsa, rasa, dan pola berpikir mereka dapat berkembang sesuai dengan fitrah anak.

“Setiap pendidikan adalah pendidikan yang mandiri, dan sebagai guru, kita hanya sebagai perantara yang menyediakan lingkungan baik bagi pendidikan anak-anak yang mandiri. Anak-anak dapat mendidik diri mereka sendiri sesuai fitrahnya. Ini adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh guru terhadap anak-anak, dan sikap seperti itu hanya dapat dikembangkan melalui kesadaran yang terus tumbuh.” Rudolf Steiner dalam The Child’s Changing Consciousness

LIHAT DI SINI

Smart Big Book 365 Dongeng Pengantar Tidur

LIHAT DI SINI

Di dalamnya terdapat kumpulan 365 dongeng mulai dari dunia kerajaan, para kurcaci, fabel hewan, dan dongeng-dongeng ajaib nan seru lainnya. Buku ini siap menemani kamu bertualang menjelajahi nilai-nilai kebaikan yang tertanam di dalam setiap kisahnya.

Tema dongeng yang diangkat dalam buku ini dekat dengan kehidupan sehari-hari dan mengandung nilai-nilai positif, yaitu bersikap hormat pada orangtua, tidak pantang menyerah, menolong sesama, berani bertanggung jawab, berkata jujur, berperilaku mandiri, disiplin, saling menghormati, menghargai orang lain, dan karakter pendidikan moral lainnya.

Setiap dongeng dalam buku ini memiliki teks narasi yang pendek dan mudah dipahami anak. Sehingga orangtua bisa membacakan – atau dibaca sendiri oleh anak – satu hari untuk satu dongeng sebelum tidur selama 2-3 menit saja. Selain itu, setiap lembar ceritanya diilustrasikan secara menarik. Tidak hanya itu, buku 365 Dongeng Pengantar Tidur ini memiliki fitur mendengarkan dongeng dalam bentuk audio podcast dengan cara memindai QR Code dibawah ini.

Buku-buku rujukan di atas bisa diperoleh di toko buku Gramedia dan toko buku online. 

Anak cerdas terliterasi dan terlindungi. Selamat Hari Anak Nasional. 

Post Author: adgroup