Merawat Otak dengan Buku

Foto: unsplash.com

Aktivitas membaca buku tidak sekadar membangun kebiasaan positif. Terbenam lama dalam membaca buku-buku pun dapat membantu menyehatkan otak. Beberapa hal bisa berdampak pada memperkuat daya ingat, mengurangi stress, meningkatkan konsentrasi, dan memperlambat penyakit alzheimer.

Mungkin inilah cara paling mudah dan murah dalam memperbaiki kesehatan otak, yaitu dengan rutin membaca buku. Jadi tidak salah ketika orang-orang menyebut buku bisa memberikan gizi yang baik bagi otak.

Dari hasil penelitian menggunakan alat scanning MRI, otak yang terbiasa rutin membaca buku dibandingkan dengan yang bukan, hasilnya berbeda. Secara pendek dan sederhana dikatakan seperti ini, aktivitas membaca buku secara rutin membantu menghidupkan sirkuit dan simpul syaraf lebih banyak terkoneksi.

Salah satu studi yang meneliti bagaimana hubungan kondisi otak saat pembaca terbenam membaca buku-buku fiksi bisa dijumpai di jurnal Brain Connectivity. Disimpulkan bahwa ada perubahan fungsi dan konektivitas otak. Penelitian ini terkait dengan membaca novel dapat membawa pembaca ke dalam “tubuh protagonis”, karakter utama yang menghidupkan alur cerita.

BACA JUGA Biblioterapi: Terapi untuk Kesehatan Jiwa Melalui Buku

Dalam studi kasus tersebut, para pembaca buku yang diwakili oleh peserta mahasiswa membaca novel Pompeii. Novel sejarah yang berkisah tentang seorang pria yang berupaya menyelamatkan perempuan yang ia cintai. Kisahnya berlatar letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 M.

Penelitian ini dilakukan pada 21 mahasiswa selama periode 19 hari. Aktivitas otak para peserta dipindai di sebuah laboratorium MRI. Hasil pengamatan setelah peserta diteliti menunjukkan adanya peningkatan konektivitas otak pada korteks temporal kiri, wilayah otak yang berhubungan dengan bahasa.

Selain kenaikkan fungsi otak pada bagian pemrosesan bahasa, peningkatan lain pada area sensorik motorik otak. Menurut Gregory Berns, seorang ahli saraf dalam penelitian tersebut mengatakan, hal ini berkaitan temuan dengan fisik, adanya perubahan saraf yang berhubungan dengan sensasi fisik dan sistem gerakan, bahwa membaca novel dapat membawa Anda ke tubuh protagonis. Berns menambahkan dugaan dalam cerita yang bagus dapat membawa pembaca pada posisi orang lain dalam cerita tersebut, dan berpengaruh secara biologis.

Menurut Berns,  setelah buku itu diletakkan seperti memori otot, otak menampilkan “aktivitas bayangan” yang dipicu oleh aktivitas membaca yang lama. Perubahan konektivitas otak bertahan selama berjam-jam setelah peserta menyelesaikan tugas membaca. Kondisi ini masih menonjol selama pemindaian MRI lima hari setelah peserta menyelesaikan novel.

Jadi selalu ingat saat mau bepergian selalu sediakan 1-2 buku fiksi, sebagai teman, untuk menghibur dan tentunya dapat meningkatkan kekuatan otak Anda.

Sumber: fastcompany.com & halodoc.com

Buku Rekomendasi:

Bung di Banda 
7 Prajurit Bapak

Ternyata, Menjadi Dewasa Itu..

Not Me

Post Author: adgroup