Mengenal Kelompok Agromedia

Sabuntong, tempat pertemuan di kantor Kelompok Agromedia. | Foto: Sardo Michael.

Awalnya adalah keinginan untuk berkiprah dalam dunia perbukuan Indonesia.  Dimulai dengan pendirian Penerbit Agromedia Pustaka pada tanggal 1 April 2001, dengan konsentrasi pada penerbitan buku-buku pertanian. Kemudian berkembang dan beranakpinak  menjadi berbagai penerbit dengan kekhususan masing-masing. Ada GagasMedia yang berkonsentrasi pada buku novel dan popculture. Ada penerbit Bukune yang menyasar pembaca remaja. Ada Mediakita yang bergerak dalam ranah digital lifestyle. Ada TransMedia Pustaka yang menyajikan konten pengembangan diri. Ada Kawan Pustaka dan Demedia yang membidik pembaca perempuan. Ada penerbit C-Media, B-Media, dan Bintang Wahyu,  yang menyajikan buku untuk pendukung pelajaran. Ada Wahyu Media, Cikal Aksara, RuangKata, dan Anak Kita yang menyasar pembaca buku anak. Ada pula penerbit yang menyajikan konten keislaman, yaitu WahyuQolbu dan QultumMedia. Selain itu masih ada VisiMedia, TanggaPustaka, IndonesiaTera, GradienMediatama, dan berbagai penerbit lainnya. 

Diluar urusan penerbit, Kelompok Agromedia juga dikenal sebagai distributor buku. Di jajaran distributor buku, ada nama KawahMedia yang membidik toko buku modern. Ada Transmedia yang menyasar segmen e-commerce. Ada Agromedia yang membidik ceruk pasar di jaringan toko buku tradisional. Ada pula Buka Buku Pustaka yang bergiat memasarkan buku lewat pameran dan pasar khusus. Selain itu masih ada BukuKita, Suka Buku, dan Buku Seru yang memasarkan buku-buku dari berbagai penerbit eksternal. Dan untuk membidik pasar e-book, sebagai wujud buku digital, kelompok usaha ini memiliki Republik Media Kreatif (RMK) yang memasarkan buku lewat Google Play dan platform digital lainnya.

Foto bersama jajaran direktur, pemimpin redaksi, editor, desainer grafis, dan karyawan Kelompok Agromedia pada peringatan Hari Batik Nasional 2018. | Foto: Sardo Michael.
Perpustakaan Kelompok Agromedia. | Foto: Sardo Michael.