Alasan Cerita Horor Selalu Menarik Diikuti

cerita horor

Cerita horor dan misteri umumnya sudah akrab kita terima dan temukan dari berbagai sumber. Mulai dari mulut ke mulut atau cerita yang diangkat ke film, hingga kita simak dari balik lembaran buku-buku. 

Konten cerita horor pun beragam, seperti tentang tempat angker, peristiwa, sosok mahluk halus, dan sebagainya. 

Manusia selalu memiliki rasa penasaran dan rasa ingin tahu tentang apa saja “di luar dunia” yang nampak ini. Kejadian-kejadian unik di luar akal sehat menjadi tantangan tersendiri bagi para penggemar cerita horor.

Tidak heran jika cerita tentang dunia gaib memiliki rating tinggi dengan penggemar yang nampaknya tidak mengenal usia.  

Di Indonesia ada segudang cerita-cerita tentang dunia gaib dari masa lampau dan masa kini yang terus hadir dari waktu ke waktu. Hampir di semua tempat disertai dengan cerita-cerita urban legend.

Walaupun cerita-cerita itu kebanyakkan menakutkan, membuat merinding, dan mendebarkan, namun orang-orang selalu tertarik mengikutinya dan menyimaknya. Mengapa demikian?

Ada berbagai alasan lain, misalnya dikatakan penulis novel Sleepless, Lou Morgan, “Dalam membaca buku yang membuat kita takut, kita memiliki pilihan apakah akan mengeksplorasi ketakutan kita, apa pun itu.”

Dari sisi kesehatan mental, dilansir situs sehatq.com, “Semua respons saat merasa takut ini dikendalikan oleh sistem saraf simpatik. Ketika mendengar cerita horor baik dalam bentuk audio, teks, maupun visual, akan muncul rasa antusias, bahagia, hingga terkejut.”

Sementara dilansir Tirto, “Allegra Ringo di The Atlantic menulis, kesukaan orang terhadap hiburan horor muncul karena proses kimiawi dan biologi dalam otak manusia, salah satunya adalah peningkatan dopamin, satu hormon yang juga menyebabkan hiperaktivitas dan euforia.”

Media internet pun turut menyumbang pertumbuhan kisah-kisah menakutkan. Jika dulu cerita horor dijumpai di radio dan layar film, belakangan ini cerita-cerita horor banyak juga mudah ditemukan dan beredar di media sosial. Hal ini memungkinkan untuk menjangkau berbagai kalangan tidak hanya para pengikut dan penggemar horor, namun juga para calon penggemar cerita horor yang masih baru.

BACA JUGA Penasaran dengan Dunia Lelembut, Berani Coba Baca “Buku-buku Angker” pada Bulan Ini?

Misalnya dari Twitter dulu sempat viral cerita KKN di Desa Penari. Satu judul kisah horor Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Jawa Timur yang diceritakan oleh akun samaran Simpleman. Cerita KKN di Desa Penari ini diceritakan terjadi tahun 2009 di Kota B, satu nama kota di Jawa Timur yang disamarkan.

Nampaknya akan selalu ada tempat untuk cerita horor. Kalau kamu cerita buku apa yang sudah kamu koleksi? Ini beberapa buku yang rujukan cerita horor yang mesti kamu simak sebagai teman pemacu hormon dopamin. Berani?

Rujukan Buku-buku Cerita Horor 

Midnight Hospital

Semua berawal ketika sahabatku, Helena, harus dirawat di sebuah rumah sakit. Suatu pagi, saat kuajak dia menghirup udara segar di luar kamar, kami menemukan Ruang Teratai. Sebuah ruangan tak terpakai yang berada di ujung koridor 10. Kamar-kamar yang tak terawat, dinding yang retak, lantai berkerak yang nyaris seluruh permukaannya dilapisi debu tebal.

Malam harinya, Helena mengaku mendengar suara dari ruangan tersebut. Seperti suara benturan kaca. Sesekali juga terdengar teriakan seseorang. Tentu saja aku tidak percaya. Selain karena sahabatku itu tunarungu, Ruang Teratai adalah ruang tak terpakai. Mustahil ada suara orang dari gedung yang kalau malam hari terlihat sangat gelap itu.

Midnight Hospital merupakan kisah tentang sebuah ruangan yang menyimpan cerita kelam. Setiap tengah malam, papan peringatan akan dipasang agar tidak ada yang mengunjungi area gelap itu. Namun suatu hari, pihak rumah sakit memutuskan kembali menggunakan ruangan yang berakibat membangunkan sesuatu yang sudah lama tertidur.

PESAN DI SINI

Tikungan Maut

Jalan yang berkelok dan menanjak, cukup membuatku mual. Sampai pada ujung jalan menanjak, sebuah cahaya lampu menembus dari arah berlawanan. Bunyi klakson terdengar bersahutan di telinga.

Sepersekian detik kemudian hantaman pertama merusak bus bagian depan, membuat bus hampir terguling. Seluruh penumpang terlempar keluar dari kursinya. Belum sempat kami membetulkan posisi, dari belakang tiba-tiba datang lagi hantaman kedua. Kondisi bus kini ringsek terhimpit dua truk.

Kemudian, terdengar suara ledakan, seketika api dengan cepat membakar bagian depan merambat ke bagian belakang bus. Teriakan kesakitan menyeruak bersama isak tangis yang memutus kehidupan.

(Wati, korban)

“Saya menyaksikan kobaran api begitu besar, ketika serombongan manusia dalam bus itu terpanggang hidup-hidup. Tidak ada bala bantuan.”

(Saksi – pedagang pinggir jalan)

Rabu malam, 8 Oktober, 2003, jadi hari terakhir bagi Wati dan juga teman-temannya yang kembali dari study tour ke Bali. Bus mereka terbakar dan meledak setelah dihantam dua truk di dekat pintu PLTU Paiton, Jawa Timur. Tim Kisah Tanah Jawa mendatangi tempat kejadian yang memang dikenal sebagai kawasan rawan kecelakaan ini.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Buku Kisah Tanah Jawa: Tikungan Maut mencoba menjawabnya.

PESAN DI SINI

KKN Di Desa Penari

Dari kisah yang menggemparkan dunia maya, KKN di Desa Penari kini diceritakan lewat lembar-lembar tulisan yang lebih rinci. Menuturkan kisah Widya, Nur, dan kawan-kawan, serta bagian-bagian yang belum pernah dibagikan di mana pun sebelumnya.

PESAN DI SINI

William

Peter, Hendrick, Hans, Jansen, dan William, merupakan sahabat gaib yang hadir dan mengikuti sejak Risa Saraswati sejak ia kecil. Sehari-hari Risa, selalu diikuti mereka dan menjadi teman ngobrolnya. “Sahabat-sahabat” gaib Risa ini adalah sekumpulan anak Belanda. Dari sinilah awal kelima sahabat Risa diceritakan dalam sejumlah buku.

Berikut buku Risa, berjudul William, yang diulas dari situs bukune.com

Terlahir dengan nama William Van Kemmen, kisah William tak kalah mengharukan dengan sahabat-sahabat Risa lainnya. Semasa hidupnya, William selalu merasa kesepian. Sedari awal, sang ibu tidak begitu memedulikan kehadiran William dan sang ayah, seolah tidak memiliki kekuatan untuk membela William dikarenakan kecintaannya pada sang istri.

William hanya merasa lebih baik saat ia bersama kakeknya. Namun, sejak pindah ke Bandoeng, William hanya berteman dengan biola pemberian sang kakek. Teman-teman William menganggapnya anak yang aneh karena sifat pendiamnya.

Kian hari, kehidupan William kian menyedihkan. Saking menyedihkannya, William sampai berujar, “mungkin setelah kematian menyapa, barulah ia merasa bahagia”. Dan, benar saja, di tengah keputusasaan dan kesendirian yang dirasakan William, ia tak gentar menghadapi pasukan Nippon yang menyerbu rumahnya. Dalam kematiannya, William justru tersenyum menyambut “hari” baru.

PESAN DI SINI

Post Author: adgroup