Jakob Oetama, Terima kasih Sudah “Merawat” Indonesia

Jakob Oetama | Foto: Kompas 2020

Obituari

Jakob Oetama dan P.K. Ojong dikenal sebagai dua tokoh nasional yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya adalah tokoh penting dibalik berdirinya Kompas Gramedia Group. Setelah 15 tahun membangun bisnis bersama, P.K. Ojong mendahului Jakob. P.K. Ojong wafat dalam tidurnya pada tahun 1980.

Kabarnya kepergian Ojong menjadi beban berat bagi Jakob. Sebab tumpuan pengelolaan bisnis ada pada Ojong. Jakob yang berlatar guru dan wartawan dengan rendah hati mengaku tidak menguasai ilmu bisnis. Namun dengan modal “ngemong” dan provientia Dei semua bisa berjalan dan menjadi inspirasi Indonesia.

Filosofi ngemong (bahasa Jawa) ini secara umum bermakna memelihara atau merawat. Jakob setelah membuktikan makna merawat tidak saja di lingkup bisnisnya, namun merawat Indonesia yang majemuk lewat medianya. Sifat ngemong dan rendah hati Jakob, barangkali merupakan wujud providentia Dei, yang memiliki makna semua itu penyelenggaraan dan campur tangan Tuhan. Nah kata providentia Dei, sejak Rabu kemarin (09/9/2020) kembali bergema bukan saja dalam internal Kompas Gramedia Group, membuat penasaran warganet.

Pengusaha yang lebih suka disebut wartawan ini telah wafat Rabu (09/9/2020) di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kabarnya, sejak tanggal 22 Agustus 2020, Jakob mengalami kritis. Pria kelahiran Magelang, 27 September 1931 meninggal dunia pada usia 88 tahun.

Dalam kariernya, Jakob sempat menjadi mengajar sebagai guru SMP di Cipanas dan Lenteng Agung. Jakob kemudian melanjutkan studi jurnalistik di Universitas Gadjah Mada. Pada 1973 mendapatkan penghargaan Anugerah Doktor Honoris Causa di universitas yang sama. Sebelum mendirikan majalah Intisari, Jakob ini sempat berkarier sebagai redaktur di majalah Penabur.

Sejarah hidupnya patut kita teladani, karena banyak meninggalkan karya dan kebaikkan. Juga sifat kerendahhatian dari seorang tokoh pers yang bisa kita sebut juga sebagai begawan literasi Indonesia. Sebab lewat jaringan toko buku Gramedia, Jakob memberikan “ruang hidup” dan fasilitas bagi para pembaca buku dan pekerja perbukuan di Indonesia.

Selamat jalan Bapak Jakob, guru dan inspirasi bagi kami semua. Terima kasih tak terhingga sudah “merawat” Indonesia.

Post Author: adgroup

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *