e-Book, begitulah nama yang kini akrab di kalangan pecinta buku. Di Indonesia sendiri, memang belum banyak masyarakat yang terbiasa membaca e-Book. Meski demikian, belakangan ini mulai bermunculan perusahaan-perusahaan yang “menjual” jasa untuk membantu penerbit memasarkan produknya dalam bentuk e-Book, salah satunya Republik Buku.
Berdiri sejak April 2014, distributor e-Book yang dimanajeri oleh Randy Anthony ini setidaknya sudah menayangkan sekitar 40% dari 2100 judul buku terbitan Kelompok Agromedia.
Lantas, apa yang menjadi kendala Republik Buku dalam menjalankan unit bisnisnya ini? Diakui Randy, memang cukup banyak kesulitan yang harus dilalui. Salah satunya adalah menjelaskan kepada teman-teman penerbit tentang bisnis e-Book itu sendiri.
“Karena sebagian besar pekerjaan e-Book sebenarnya bukan pekerjaannya Republik Buku, melainkan pekerjaan teman-teman penerbit, seperti mengumpulkan data untuk e-Book, memformat buku untuk e-Book, dan menyiapkan kontrak e-Book untuk penulis-penulis,” kata pria berkulit putih yang baru saja melepas masa lajang ini. “Proses untuk meyakinkan penulis agar mau mempublikasikan karyanya dalam bentuk e-Book gampang-gampang susah,” tambahnya.
e-Book dan masyarakat Indonesia
Jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia memang masih belum siap menerima kehadiran e-Book. Namun, ketidaksiapan itu bukan terletak pada gadget atau koneksi internetnya. Tetapi lebih kepada cara pembayarannya.
“Saat ini satu-satunya cara pembayaran yang diterima oleh Google adalah menggunakan kartu kredit. Di Indonesia, belum banyak orang yang mempunyai kartu kredit atau mau menggunakan kartu kreditnya untuk bertransaksi secara online,” kata Randy.
Kehadiran e-Book versus buku cetak
Selama ini, masyarakat Indonesia terbiasa dengan buku cetak atau hardcopy. Seiring bergulirnya waktu, keberadaan e-Book di tengah-tengah buku cetak tentunya menjadi permasalahan tersendiri bagi sebagian pihak. Namun, hal itu bukanlah ancaman.
“e-Book dalam waktu dekat ini tidak akan memakan “jatah” buku cetak, melainkan membuka pasar baru. Tetapi memang, apabila melihat masa depan, boleh dikatakan e-Book lebih unggul dari buku cetak karena perubahan gaya hidup. e-Book memiliki masa jual yang tidak terbatas dan tidak membutuhkan biaya cetak. Lalu e-Book dapat dengan mudah dijangkau oleh orang banyak. Sehingga tampaknya kedepan akan banyak buku yang keluar khusus dalam format e-Book,” ungkap pria kelahiran 8 Agustus 1988 ini.
Nasib dunia penerbitan
e-Book mulai diterima masyarakat, lalu bagaimana nasib dunia penerbitan—khususnya penerbit buku?
Seperti dikatakan Randy sebelumnya, kehadiran e-Book justru membuka peluang baru, tak terkecuali bagi penerbitan. Menurutnya, pihak penerbit dapat memanfaatkan hal-hal yang sebelumnya tidak mungkin diterapkan dalam buku cetak. Di e-Book, penerbit dapat menyelipkan audio maupun video ke dalam konten sehingga memberikan pengalaman baru bagi pembaca.
Tidak hanya itu, dengan adanya e-Book, penerbit tidak perlu lagi mengeluarkan biaya cetak sehingga keuntungan yang diperoleh pun akan lebih besar dibandingkan dengan buku cetak.
Prospek & keuntungan menjual e-Book
“Prospek e-Book sangat cerah!” begitu ungkap Randy. Bukan tanpa alasan ia mengatakan hal tersebut. Pasalnya, jika dilihat dari komentar yang ada di Google Play, saat ini para pembaca sudah mulai menikmati keberadaan e-Book.
Di Indonesia, pasar e-Book memang masih sangat kecil—di bawah 1%. Tetapi di Asia Tenggara sudah mencapai 5%. Menurut analisis Randy, tidak menutup kemungkinan jika dalam beberapa tahun ke depan pasar e-Book di Indonesia bisa naik sekitar 50x lipat lagi.
Selain prospeknya yang cerah, banyak keuntungan yang juga bisa diraih dari penjualan e-Book. Seperti disebutkan sebelumnya, keuntungan pertama adalah masa jual e-Book yang tidak terbatas. Sekali upload, maka e-Book itu akan ada terus tanpa perlu khawatir kehabisan stok.
“Kedua, jangkauan jual dari e-Book. Kapan dan di mana pun seseorang berada, ia dapat membeli e-Book. Ketiga, konten multimedia. e-Book dalam format ePub bisa memiliki konten audio atau video,” ungkap pria yang hobi bermain DotA 2 ini.
Harapan dengan hadirnya e-Book
Sudah menjadi hal yang wajar jika kita berharap pada sesuatu yang kita jalani. Begitu pun dengan adanya bisnis e-Book ini. Bagi Randy, dengan adanya e-Book ini harapannya agar dunia penerbitan bisa lebih maju dan tidak bergantung pada buku cetak saja.
Setujukah kamu?