Workshop Horor di Sekolah Modern Hill

Usia sekolah memang identik dengan masa pertumbuhan. Masa dimana stimulus berfungsi layaknya compact disc yang dapat terekam baik di otak mereka. Dalam memberikan wawasan, pendidik atau pengajar biasanya tidak akan memberikan materi yang begitu berat. Misalnya sharing tentang bagaimana teknik menulis novel seperti yang dilakukan baru-baru ini oleh MediaKita di Sekolah Harapan Bangsa Modern Hill, Pondok Cabe, Tangerang, Banten.

Acara yang berlangsung tanggal 31 Oktober tersebut juga menghadirkan Ade Igama, penulis sekaligus admin Twitter @kisahhorror sebagai narasumber. Para siswa sendiri adalah usia SMP sampai SMA.  Mereka diajak berinteraksi langsung tentang bagaimana menggali ide cerita, menuangkannya ke dalam tulisan, hingga tata cara mengumpulkannya menjadi sebuah cerita yang layak dibukukan.

Menurut Irwan Rouf, tujuan utama acara tersebut adalah mengasah kemampuan bahasa Indonesia para siswa, “Karena sekolah ini kan trilingual: Mandarin, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. Nah, mereka ini kebetulan lemah di bahasa Indonesia,” ujarnya.

Menariknya, acara tersebut mendapat sambutan hangat dari para siswa karena tema yang diangkat. “Seru juga, apalagi saat ngobrol film horor atau ketika para murid berbagi pengalaman tentang hantu di sekitar mereka,” kata Irwan.

Selain para murid, guru di sekolah tersebut juga ikut berbagi pengalaman tentang kisah horor. Ini tergolong unik, karena di sekolah yang notabene berskala internasional, hal-hal di luar nalar biasanya bukan jadi bahasan utama yang perlu diceritakan, “Harusnya kan sekolah internasional itu pola pikirnya, segalanya harus logis ya?” ungkap Irwan yang kami temui di meja kerjanya.

Irwan juga menambahkan, selain [I]sharing session[/I] tentang teknik menulis, acara berdurasi 1,5 jam tersebut juga menghadirkan bazaar buku-buku terbitan MediaKita.