Tangga Pustaka, Si Semut yang Ingin Menjadi Dinosaurus

Dalam ilmu pemasaran, re-positioning merupakan salah satu kegiatan internal sebuah perusahaan. Kegiatan ini biasanya melibatkan penggantian identitas produk, jaringan pasar, serta penggantian persepsi yang ada di benak konsumen.

Beberapa bulan lalu, tepatnya bulan Juni 2014, Tangga Pustaka mengganti branding dari penerbit buku-buku psikologi menjadi penerbit buku-buku penunjang pelajaran.

Menurut Andiek Kurniawan, redaktur pelaksana Tangga Pustaka, alasan re-positioning tersebut awalnya lebih kepada minat teman-teman di Tangga Pustaka sendiri. “Kebetulan yang megang adalah saya yang punya ketertarikan pada dunia pendidikan,” ujarnya. Sekitar tahun 2005/2006, Andiek pernah memegang buku-buku pelajaran saat masih di redaksi Kawan Pustaka.

Alasan kedua menurut Andiek adalah karena di kelompok Visimedia sendiri belum ada penerbit yang fokus ke buku-buku pelajaran. “Kita kalau ke buku psikologi bakal bentrok dengan Lintas Kata. Akhirnya kita bagi. Tangga ke buku penunjang pelajaran, Lintas ke buku-buku psikologi,” tambahnya.

Andiek mengaku ada beberapa kendala saat re-positioning ini berjalan. “Waktu switch itu enggak ada kendala karena di tim ada yang konsentrasi di naskah pelajaran. Kesulitan terbesarnya adalah kita harus berjejaring lagi. Nyari naskah dan penulis baru,” tuturnya saat ditemui saungagro di Montong.

Beberapa buku penunjang pelajaran sudah diterbitkan Tangga Pustaka. “Kurang lebih ada 9 judul buku yang sudah terbit.”

Momen semester baru pada bulan Juni nanti akan dijadikan Tangga Pustaka sebagai acuan untuk memperkenalkan diri ke publik sebagai penerbit buku penunjang pelajaran. “Sekarang selain menampung penulis dan naskah baru, kita juga sedang belajar tata kurikulum yang sedang diajarkan,” ucapnya.

Harapan Andiek, bulan Juni nanti menjadi tonggak dan langkah baru Tangga Pustaka untuk bisa bersaing dengan penerbit-penerbit lainnya yang lebih dulu bermain di buku penunjang pelajaran. Selain itu, Tangga Pustaka diharapkannya bisa menerbitkan buku-buku yang berkualitas demi pendidikan Indonesia yang lebih baik. “Kalau sekarang diibaratkan kita ini semut. Kecil. Mudah-mudahan ke depanya kita bisa menjadi dinosaurus,” tukasnya menutup obrolan di siang hari yang terik.