Launching Horison Jimbaran Condotel

Selain penerbitan dan distribusi buku, Kelompok Agromedia juga memiliki bisnis properti. Di bawah bendera PT. Agung Persada Propertindo (Agroland), anak perusahaan Agromedia ini baru saja menyelesaikan proyek teranyarnya, yaitu Horison Jimbaran Condotel di Bali yang diresmikan pada tanggal 1 Juli 2014.

“Lahan yang di Jimbaran ini kita garap mulai tahun 2011. Setahun kemudian mulai kita bangun, dan Juli kemarin baru kita launching,” ujar Johnwei Muljono, Direktur Utama Agroland ketika kami hubungi melalui saluran telepon.

Agroland sendiri dalam mengembangkan bisnisnya bergerak dalam dua layanan platform, yakni platfrom internal dan platform eksternal. Menurut John, platform internal adalah area yang berada di sekitar Kelompok Agromedia. Dasarnya adalah memanfaatkan beberapa properti sehingga menjadi punya nilai jual. “Misalnya saja salah satu gudang di Cimanggis. Areanya luas dan berpotensi jika dikembangkan. Akhirnya kita sulap menjadi komplek perumahan sebanyak 12 rumah dan bulan depan sudah bisa kita jual,” ujar John.  Perumahan ini diberi nama Green Lasa Residence. Selain itu, ada lagi satu properti di Jogjakarta yang sedang dalam tahap evaluasi dan sedikit membutuhkan waktu karena terkait masalah izin.

Sedangkan platform eksternal adalah proyek yang berasal dari luar Kelompok Agromedia. Horison Jimbaran adalah salah satunya. Hotel ini ditawarkan dengan status kepemilikan freehold, “Namanya dikenal dengan istilah kondotel. Jadi kita menjual ruangan kepada pembeli sebagai investasi, kemudian mereka menyerahkan kembali untuk kita kelola sebagai hotel. Nah, setiap tahun pembeli ini akan mendapatkan pembagian dividen,” kata John. “Selain itu, para pembeli juga diberikan fasilitas free stay benefit yang sudah kita sepakati bersama,” tambahnya.

Dalam waktu dekat, beberapa proyek juga sedang dipersiapkan Agroland untuk menambah pengalamannya dalam dunia properti.

Ketika ditanya apakah Agroland bekerja secara penuh dengan Horison Hotel, John menuturkan alasannya, “Horison ini yang kita tunjuk sebagai operatornya. Karena kita enggak mau ngambil resiko. Mereka kan sudah berpengalaman mengelola hotel lebih dari 10 tahun. Kita kan tidak mungkin memberi nama dengan Agromedia Jimbaran. Reputasi kita tidak ada di bagian pengelolaan ini”. Operator tersebut tidak permanen, Horison sendiri menandatangani kontraknya selama 5 tahun, “Jika selama itu kinerjanya bagus, kita perpanjang. Kalau kurang bagus, bisa kita cari operator lain,” ujar John.

John kemudian menceritakan beberapa kendala dan tantangan yang dihadapi selama mengerjakan Horison Jimbaran ini. Satu hal yang paling berkesan adalah penyatuan unsur budaya dan kultur Bali ke dalam arsitek bangunannya. Sekadar info, setiap bangunan seperti hotel harus menyediakan pura. “Biasanya pura-pura yang ada di gedung posisinya ada di lantai bawah. Akhirnya kita berhasil melakukan lobi ke beberapa instansi terkait sehingga pura ini kini ada di bagian atas,” kata John. “Ini yang menjadi tantangan sekaligus menjadi kelebihan kita. Dan ini jadi satu-satunya pura yang posisinya paling tinggi di wilayah ini dan menjadi sangat sakral,” tambahnya.

Menurut John, bagi karyawan Kelompok Agromedia sendiri yang kebetulan akan menginap di Horison Jimbaran akan mendapatkan potongan harga. “Ini sedang kita susun prosedurnya seperti apa. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa kita sosialisasikan,” ujarnya menutup obrolan.