Ada segudang misteri di Tanah Jawa yang nampaknya tidak pernah habis untuk digali. Dari tempat angker, sosok lelembut hingga waktu-waktu khusus seperti bulan Suro ini. Seperti kita tahu bulan Suro oleh masyarakat Jawa secara luas dikenal sebagai bulan yang sakral, keramat, dan penuh cerita mistik.
Prapto Yuwono, seorang pengajar Sastra Jawa di Universitas Indonesia, seperti yang dilansir dalam tirto.id menyebutkan sebagai pertemuan antara manusia dengan dunia gaib. Bulan ketika pusaka-pusaka dicuci, didoakan, dan diselamatkan kembali. Yuwono, juga mengatakan bulan untuk prihatin, tidak berbuat sesuka hati, dan tidak boleh berpesta. Memanjatkan doa untuk leluhur, menyepi, tapa, dan memohon kepada Tuhan.
Salah satu mitos dalam masyarakat Jawa, diceritakan di bulan Suro, dahulu para lelembut dan dahyang melakukan “gawe” seperti acara pernikahan di dunia mereka. Saat bangsa lelembut miliki gawe, konon dahulu di pulau Jawa didapati panen padi yang gagal, ayam yang mati tiba-tiba. Selain peristiwa ganjil ini, beberapa pantangan yang diyakini turun temurun di bulan Suro adalah pergi jauh ke luar rumah, pindahan rumah, mengadakan hajatan. Soal tidur malam pun disarankan atas pukul 00.00, dengan posisi tubuh dekat dengan lantai menggunakan karpet/tikar.
Nah, bagi yang merasa selalu penasaran dan berani membangkitkan bulu kuduk “ketakutan”, rujukan buku-buku berikut ini bisa kamu simak. Buku-buku yang dibuktikan langsung dan ditulis berdasarkan pengalaman penulis berlatar pengamat dunia gaib, seperti Om Hari Hao dari Kisah Tanah Jawa.
Cerita gaib dari Pulau Jawa coba diceritakan kembali oleh Om Hao dan tim Kisah Tanah Jawa (KTJ) yang telah terbit dalam beberapa buku. Beberapa buku dilengkapi dengan ilustrasi sosok mahluk gaib yang siap menghipnotis para pembaca. Tentang kisah misterius, ritual mistis, dan tempat angker, selalu membuat kita terpaku dan penasaran. Buku-buku Kisah Tanah Jawa mengajak pembaca mengungkap selubung cerita yang menjadi kasak-kusuk di masyarakat Indonesia.
Kisah Tanah Jawa: Jagat Lelembut
Dunia gaib diyakini oleh sebagian besar masyarakat Jawa itu nyata dan ada. Dari sosok yang digambarkan seram dan mengerikan hingga sosok mahluk yang menyerupai manusia. Sebagai mahluk biasa yang tidak bisa melihat dunia mereka, tentu hal ini mengundang rasa penasaran, seperti apa sosok mahluk-mahluk itu. Dalam buku Kisah Tanah Jawa: Jagat Lelembut, berusaha menyertakan gambar dari penampakan “mereka”. Termasuk ilustrasi dan cerita tentang banyak jenis lelembut dan kisah yang mungkin belum pernah kita dengar.
Pernah melihat pocong? Ciri-ciri kehadirannya, biasa beraroma bau kapur barus atau bau busuk disertai hawa dingin yang tidak enak. Ciri fisik pocong asli, wajahnya tidak terlihat karena kepala terbungkus rapat kain kafan.
Wajahnya tidak terlihat karena kepala terbungkus rapat kain kafan. Sementara pocong abal-abal, menampakkan diri dengan wajah yang terlihat dengan mata menyala, kadang putih dengan titik hitam di tengah. Penampakannya cenderung menyeramkan, bahkan menjijikkan dengan banyak belatung yang menempel di wajah.
Selain sosok pocong, ada juga kuntilanak merah, yang menurut Om Hao berasal dari qorin merah manusia yang mengalami akhir hidup yang tidak wajar. Seperti bunuh diri, meninggal tidak wajar. Biasanya sosok ini dimanfaatkan oleh dukun-dukun sesat untuk dipekerjakan sebagai alat untuk tindakkan negatif, seperti santet dan pelet.
Masih banyak banyak lagi sosok lelembut yang diceritakan dan digambarkan dalam ilustrasi berwarna dalam buku ini. Kamu, penasaran kan? Namun bagi yang mudah tersugesti dengan gambar-gambar di dalam buku ini, sebaiknya, baca disklaimer terlebih dahulu agar dirimu merasa aman dan tidak terbawa suasana. Sebab dari testimoni pembaca ada yang tiba-tiba merasa tidak nyaman saat menyimak lembaran-lembaran buku ini. Nah lho, berani membuktikan?
Kisah Tanah Jawa: Bank Gaib
Dalam buku Bank Gaib kita akan dibawa masuk ke dalam kisah pohon rantau putih. Pohon ini merupakan medium tempat perjanjian untuk mendapatkan kekayaan secara cepat lewat sosok gaib berupa ular. Seseorang yang menginginkan kekayaan secara cepat bisa melakukan ritual di bawah pohon randu putih ini. Namun, jangan salah perjanjian dengan jin, selalu membawa korban nyawa manusia. Di pulau Jawa biasa menamai mencari kekayaan dengan cara pesugihan. Dalam buku ini dicerita seorang anak yang kabur dari rumah untuk menghindari menjadi tumbal pesugihan ayahnya. Om Hao dan Kisah Tanah Jawa berhasil membawa emosi pembaca ke dalam buku ini, seperti amarah, kekesalan yang mendalam, kesedihan, dan rasa penasaran tentang bank gaib.
Salah satu pesan moral yang bisa kamu dapatkan dari buku Bank Gaib, adalah jangan coba-coba melakukan perjanjian dengan bangsa setan dan jin, karena mereka akan mengambil tumbal nyawa manusia dan nilainya tentu saja tidak sepadan dengan kekayaan yang didapatkan di dunia.
Bagi kamu yang penasaran dengan dunia lelembut, dua buku di atas setidaknya akan membawamu bertamasya ke dunia lain dan siap membuat bulu kuduk mu berdiri saat menyimak. Berani membaca buku-buku itu di bulan ini?