Manfaat Membaca Buku Fiksi di Masa Pandemi

Foto: unsplash.com

Anjuran tetap di rumah, membuat banyak orang mencari-cari kegiatan. Buku menjadi teman dan pilihan yang tepat. Kegiatan membaca buku sudah pas menjadi gaya hidup di tengah pandemi ini. Jenis buku apa saja yang diminati masyarakat? 

Menurut catatan Perpustakaan Nasional, buku kategori buku fiksi menempati tingkat teratas sebagai buku yang paling banyak pembacanya. Selanjutnya kategori buku pendidikan di peringkat kedua dan bisnis ketiga. Hal ini dilansir dalam catatan “Dinamika Membaca di Masa Pandemi” yang ditulis Dr. Joko Santoso, M.Hum, Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan, Perpustakaan Nasional di situs web antaranews.com. Joko melanjutkan, membaca buku-buku roman atau fiksi dapat menjadi penghiburan sekaligus menambah imunitas tubuh. 

Sementara dari studi psikologi menunjukkan bahwa membaca buku fiksi memiliki banyak efek positif. Seperti meningkatkan konektivitas otak, meningkatkan empati, meningkatkan kemampuan pembaca untuk mengenali emosi, memahami dan menanggapi situasi sosial, dan mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda.

Nah, apakah sebagian besar waktu Anda terbiasa berada di YouTube, Facebook, Instagram, atau Twitter? Mungkin Anda akan melewatkan cerita-cerita terbaik yang menggugah dan menghibur dalam buku fiksi. Setidaknya dalam seminggu luangkan waktu membaca satu samai dua buku fiksi. Pasalnya banyak manfaat menyimak buku fiksi selain soal hiburan dan me time. Inilah waktu yang tepat memulai membiasakan diri untuk menghabiskan buku-buku fiksi sebagai penyeimbang diri di waktu pandemi.

Berikut ini beberapa manfaat membaca buku fiksi di tengah tekanan hidup menghadapi pandemi. 

Mengurangi Stres

Selama 24 jam hari otak manusia membutuhkan pelepasan, seperti halnya melakukan relaksasi dalam meditasi, jalan-jalan atau mendengarkan musik. Membaca buku fiksi sebelum tidur membuat otak bisa merilis stres. Hal ini bisa membuat ritme dan kualitas tidur lebih baik. Saran memilih dan membaca buku fiksi sebelum tidur juga dianjurkan oleh Tim Ferris, seorang entrepreneur, penulis, dan podcaster dari Amerika. Silakan dicoba. 

Mengasah Kemampuan Memori Otak

Saat membaca novel atau buku fiksi, sadar atau tidak pembaca akan dibawa untuk mengingat beragam karakter, lokasi cerita, latar belakang, sejarah, alur cerita dan berbagai detail lainnya. Namun tidak perlu khawatir dan nikmati saja sembari mengalir. Sebab otak memiliki kemampuan merekam memori aneka peristiwa dalam alur cerita yang disajikan dalam buku fiksi. 

Membangun Empati

Anggapan membaca buku fiksi itu membangun rasa empati atau kemampuan memahami serta merasakan apa yang orang lain rasakan itu tidak keliru. 

Dalam tulisan yang dirilis bbc.com dengan judul Does Reading Fiction Make Us Better People? Digambarkan dengan sederhana dengan mengutip Aristoteles, karakter cerita menarik pembaca ke dalam cerita, bahwa saat kita menonton sebuah tragedi, dua emosi mendominasi: kasihan (untuk karakter) dan ketakutan (untuk diri sendiri). Tanpa perlu menyadarinya, kami membayangkan bagaimana rasanya menjadi mereka dan membandingkan reaksi mereka terhadap situasi dengan cara kami merespons di masa lalu, atau membayangkan kami di masa depan.

Terhibur dengan Membaca Buku Fiksi

Ya, membaca novel, romance, novel thriller atau jenis buku fiksi lainnya akan membawa pembaca ke ruang hiburan tersendiri. Rasa menasaran menyelesaikan kisah drama dalam buku menambah asyik nuansa. Maka ketika sedang jenuh dan penuh pikiran cobalah fokus menyelesaikan satu buku fiksi, hal ini akan membuat Anda ketagihan bergeser dan merasa haus untuk mencari buku-buku fiksi lainnya. Dan dinding tembok kamar kos atau rasa bosan di rumah bisa teralih dengan aktivitas asyik membaca buku fiksi.

Memancing Pembaca untuk Menulis Review

Memang sudah sewajarnya seorang pembaca buku akan merespon pandangannya usai menyelesaikan buku tersebut. Bisa dilakukan lewat cara obrolan lisan, me-review di blog atau situs buku seperti goodreads.com. Ada pula pembaca buku fiksi yang meresensi buku untuk tujuanmendapatkan uang ketika tulisannya dimuat.

Membaca Buku Fiksi Menambah Kemampuan Menulis

Banyak membaca buku fiksi, secara tidak langsung pembaca akan bertambah kosakata dan kemampuan berbahasanya. Selain itu benih kemampuan menulis bisa tumbuh.

Tidak sedikit tipe pembaca buku fiksi yang ingin mendapatkan keahlian dan belajar dari penulis lain dengan mempelajari karya penulis tersebut. Mereka ingin juga belajar menulis fiksi dengan banyak membaca beragam buku fiksi sembari mempelajari teknik menulis yang tersirat dalam karya-karya mereka. 

Kemampuan menulis para penulis lahir dari jam terbang mereka membaca banyak buku dan karya dari penulis-penulis lain. Mereka akan belajar mengamati gaya penulisan, irama, kelancaran menjahit plot cerita dan sebagainya. Ini mirip dengan seseorang calon film maker seperti sutradara yang harus banyak-banyak menonton film buatan orang lain sebelum bisa membuat karya sendiri.

***

Akhirnya seperti kita harapkan bersama selama pandemi dan hal yang paling mendesak saat ini, adalah menjaga agar industri penerbitan buku dan toko buku tetap hidup. Harapannya, tentu saja teruslah membeli buku asli bukan bajakan, baik secara daring maupun luring. Maka, dukungan nyata dari pembaca ini dapat memberikan semangat dan harapan terhadap bisnis di dunia perbukuan. Sebagaimana dunia perbukuan telah memberikan kontribusi berupa pendidikan, hiburan, kebahagiaan, dan kenyamanan bagi pembaca, baik lewat buku fiksi maupun non fiksi.  

Sebagai rekomendasi untuk kamu yang ingin mendapat kemudahan dalam pemesanan buku-buku fiksi dari rumah secara daring bisa menghubungi toko buku online berikut ini:

Source: lifehack.org, bbc.com

Foto: unsplash.com

Post Author: adgroup