Banyak agenda penting dari lintas generasi penulis, penerbit indie, penerbit mayor, dan para pelaku bisnis perbukuan yang bisa dijumpai dalam event Patjar Merah. Patjar Merah, tidak sekadar pameran buku murah dari berbagai genre kategori dan penerbit. Nampaknya pasar buku ini bernilai dan penting dalam upaya membuka akses baca agar mudah terjangkau oleh semua kalangan.
Tempat festival buku Patjar Merah jauh dari keramaian Kota Jogja. Dari dalam sebuah gudang mati, pasar buku murah dibuka pada 2 Maret 2019 lalu. Tepatnya di kawasan Gedong Kuning No. 118, Kotagede, Jogjakarta.
Berbagai obrolan yang dikemas dalam lokakarya dan diskusi santai memenuhi jadwal festival buku murah. Setidaknya ada tiga hingga empat agenda obrolan dalam setiap harinya. Dari Joko Pinurbo dan FX Rudi Gunawan, yang berbagi ilmu berpuisi, hingga obrolan para komikus kota yang hadir membawa tercerita. Dari Ibu Etu yang sharing meracik resep masakan, hingga obrolan di ranah literasi digital seperti ebook, yang dibawakan Randy Antony, dari Republik Media Kreatif Jakarta.
Sejumlah kreator dan penulis yang memeriahkan Festival Patjar Merah. Di antaranya adalah Ivan Lanin (@ivanlanin), Alexander Thian (@amrazing), Ria Papermoon (@riapapermoon), Trinity (@trinitiytraveler), Windy Ariestanty (@windy_ariestanty), Joko Pinurbo, Adimas Imanuel (@adimasnuel), @jennyjusuf, Max Lane, Syahid Muhammad (@iidmhd), Theoresia Rumthe (@theoresia), Agus Mulyadi (@agusmagelangan), Tim Kisah Tanah Jawa (@kisahtanahjawa), Irwan Bajang (@irwanbajang) dari Indie Book Corner (@indiebookcorner), Cep Subhan (@cepsubhankm) dari Penerbit Circa (@penerbitcirca), Reza Nufa (@rezanufa), dan lain-lain.
Sementara itu Windy Ariestanty, salah satu penggagas acara literasi ini mengatakan dalam Twitter-nya, “Melihat orang terus berdatangan, seolah tak peduli dengan kondisi gudang, membuat harapan membesar. Bukan minat baca yang rendah, melainkan akses baca yang masih terbatas dan belum merata. Dan salah satu cara membuka akses baca agar terjangkau semua orang: harga buku murah.”
Seperti dilansir cnnindonesia.com, lebih dari sepuluh ribu pengunjung mendatangi pameran buku Patjar Merah yang berlangsung sejak 2 Maret 2019 lalu. Jumlah pengunjung nampaknya akan terus bertambah, karena adanya liburan panjang menjelang akhir pekan ini.
Dalam catatan Windy, ada hal menarik lainnya, dalam Patjar Merah menjadi tempat merekatkan para pembaca buku dan penulis. “Saya senang melihat penulis & pembaca berbaur sambil belanja buku serta saling memberi rekomendasi. tidak ada sekat:saya penulis-kamu pembaca. yang ada: para pencinta literasi,” ucapnya di akun Twitternya.
Bagi yang belum tahu asal-usul “Patjar Merah”, gagasan nama “Patjar Merah” ini diambil dari buku Tan Malaka berjudul Patjar Merah Indonesia. Di dalam buku tersebut ada tokoh yang bernama Patjar Merah yang memiliki karakter pintar cerdik, pintar, dan suka membaca buku.
Nah, jika kamu bingung akhir pekan mau ke mana? Yuk, ajak teman, saudara, atau pacar-mu ke pameran buku ini. Kapan lagi memborong buku-buku yang dibandrol murah mulai harga lima ribu rupiah. Festival buku murah ini akan ditutup 10 Maret 2019. Buruan gaes ke sana, berburu ilmu dan berburu buku di Patjar Merah. 🙂
Foto dari Instagram @patjarmerah_id